33 Tips Khusyu dalam Sholat
12 Maret 201633 Tips Khusyu dalam Sholat
Sobat Bukuilmu.com, Khusyu’ dalam sholat adalah sebuah keadaan yang sangat kita inginkan. Tetapi belum tentu kita dapat melaksanakannya dengan baik. Begitu banyak pula pertanyaan seputar khusyu’ ini bila kita mengikuti ceramah-ceramah atau pengajian. Bahkan sekarang ada yang menyelenggarakan pelatihan khusus sholat khusyu’. Semua itu tentunya dengan tujuan agar khusyu’ dapat dicapai.
Sebagian kita juga dengan sangat antusias mencari penjelasan-penjelasan sekitar khusyu’ ini dari berbagai sumber. Berbagai pendapat dan cara pun sering terdengar agar kita mendapatkannya. Tak jarang kiat-kiat tersebut adalah hasil pengalaman pribadi saja atau diadopsi dari kalangan ummat lain yang juga mengenal pemusatan pemikiran dalam ibadahnya padahal belum tentu tindakan tersebut sesuai dengan bimbingan ajaran Islam. Sebut saja contohnya harus mengosongkan fikiran,menarik nafas dalam-dalam terlebih dahulu,mengulang-ulang lafaz niat atau memejamkan mata.
Sebagai seorang muslim seharusnya kita dapat memperhatikan tuntunan ibadah seperti yang telah ditunjukkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sangat tidak logis kalau dalam urusan ibadah ini beliau membiarkan ummatnya dalam kekosongan dan ketiadaan contoh tauladan. Apalagi ini adalah urusan sholat yang sangat penting dan selalu harus dijalankan. Pasti terdapat penjelasan yang cukup terhadap kesempurnaan tata caranya,termasuk dalam hal kekhusyu’an dan cara untuk merealisasikannya. Jauh dari sekedar hasil perenungan manusia belaka atau adopsi dari ummat lainnya.
Berikut ini beberapa bagian yang saya terjemahkan secara ringkas dari buku 33 sebab shalat khusyu’ yang disusun oleh Syaikh Muhammad Al Munajjid seorang ulama dan dai kontemporer Arab Saudi dan banyak menulis buku. Buku ini beliau lengkapi dengan dalil-dalil dan pengesahan hadits-haditsnya (takhrij) sehingga sangat menenangkan hati para pembaca yang selalu memperhatikan masalah keabsahan dalil dalam mengkaji suatu masalah. Hanya saja agar ringkas tidak dicantumkan disini. Bagi yang ingin merujuk dapat mentelaah buku tersebut.
Perbuatan-perbuatan yang mengundang khusyu' dalam sholat.
Sebagaimana diterangkan dalam dalil-dalil yang menggambarkan keadaan sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tuntunan secara langsung dalam sabdanya maka ada perbuatan -perbuatan yang harus dikerjakan sebelum atau saat dalam shalat dan sesudah sholat agar mengundang kekhusyu’an sholat kita yaitu :
- mempersiapkan diri untuk melaksanakan sholat (lihat bahasannya pada tulisan ini).
2. thuma'ninah (secara tenang dan tidak tergesa-gesa).
3. mengingat mati.
4. tadabbur dan berinteraksi dengan ayat yang dibaca dan bacaan sholat lainnya serta membaca seayat demi seayat.
5. melantunkan bacaan dengan tartil dan suara yang dibaguskan.
6. menyadari bahwa Allah ta'ala merespon apa yang dimintanya dalam sholat.
7. sholat dengan menghadap batas (sutrah) dan mendekatinya.
8. meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri didada.
9. mengarahkan penglihatan kearah tempat sujud.
10. menggerakkan telunjuk saat tasyahhud.
11. membaca surat,dzikir dan doa yang bermacam-macam.
12. melakukan sujud tilawah bila tiba pada tempatnya.
13. membaca isti'adzah dari syaithan.
14. memperhatikan kondisi sholat para salaf.
15. mengetahui keistimewaan khusyu' dalam sholat.
16. sungguh-sungguh dalam doa pada tempatnya yang dibaca saat sholat khususnya ketika sujud.
17. membaca dzikir dzikir setelah sholat yang diajarkan Nabi.
Menghilangkan penghalang penghalang khusyu' dan hal-hal yang dapat mengganggu kekhusyuan.
Selain mengerjakan hal-hal seperti yang sudah disebutkan diatas ada juga hal-hal yang harus kita hindari sehingga kekhusyu’an sholat kita tidak terganggu seperti :
- menyingkirkan hal hal yang dapat mengganggu kekhusyuan orang yang sholat dari tempat sholat.
2. tidak mengenakan pakaian yang ada gambar hiasan tulisan warna yang dapat mengganggu khusyu.
3. tidak melaksanakan sholat sementara makanan yang diinginkannya sedang disiapkan dihadapannya.
4. tidak sholat dalam keadaan menahan sesak kencing atau buang air besar.
5. tidak sholat dalam keadaan mengantuk sekali.
6. tidak sholat dibelakang orang yang sedang bercakap-cakap atau orang yang sedang tidur.
7. tidak menyibukkan diri dengan meratakan tempat sujud.
8. tidak mengganggu orang lain dengan mengeraskan bacaannya.
9. tidak menoleh kearah lain.
10. tidak mendongak keatas.
11. tidak meludah kearah depan.
12. menahan diri sekuat tenaga dari menguap.
13. tidak ikhtishar (meletakkan tangan dipinggang atau berkacak pinggang) dalam sholat.
14. tidak melakukan sadl yaitu membiarkan pakaian hingga menyentuh tanah atau mengenakan pakaian yang panjang dan longgar serta menyelimutkan tangannya didalam atau mengenakan pakaian yang besar dan longgar dan menyampirkannya jatuh kedepan dari kedua pundaknya.
15. tidak menyerupai hewan.
Seperti yang sudah saya terangkan dalam pembukaan tulisan ini bahwa bila kita menginginkan dalil dari masing-masing hal yang harus dikerjakan atau yang harus dihindarkan diatas dapat langsung merujuk ke buku aslinya. Bila Allah subhanahu wata’ala mengizinkan insyaallah dalam kesempatan tulisan berikutnya dapat kita cantumkan dan membahasnya.
Penting untuk kami sertakan juga dalam tulisan ini beberapa penjelasan dari hal-hal yang sudah disebutkan diatas semoga dapat membantu lebih memahaminya seperti penjelasan tentang apa yang dimaksud dengan melakukan persiapan.
Persiapan untuk melaksanakan sholat tersebut berbentuk hal-hal sebagai berikut:
- Menjawab kalimat-kalimat adzan yang dilantunkan muadzin serta membaca doa yang disunnahkan setelah adzan yaitu:
اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة ، آت محمدا الوسيلة والفضيلة وابعثه المقام المحمود الذي وعدته
2. Berdoa antara adzan dan iqomah
3. Berwudhu dengan baik dan memulainya dengan basmalah serta berdoa setelah selesai mengerjakannya
( أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله اللهم اجعلني من التوابين واجعلني من المتطهرين )
4. Menaruh perhatian pada siwak atau kebersihan dan kebaikan mulut yang akan menjadi jalan keluarnya lantunan Alqur’an karena Hadits yang diriwayatkan Al Bazzar :
( طهروا أفواهكم للقرآن )
ia berkata : setahuku tak ada sanad yang lebih baik dari sanad ini dari Ali – dalam Kasyful Astaar 1/242 dan komentar Al Haitsami : Rijalnya perawi-perawi yang tsiqah 2/99 , sementara Penilaian Al Albani : Sanadnya baik – dalam silsilah shahihah no 1213
5. menghiasi diri dengan pakaian yang baik lagi bersih sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
( يا بني آدم خذوا زينتكم عند كل مسجد )
sebab berhias dan menunjukkan kebersihan pakaian paling pantas ditujukan kepada Allah subhanahu wata’ala sebagaimana pula pakaian yang baik dan aromanya baik memberikan efek nyaman dan ketenangan jiwa pada pemakainya berbeda dengan pakaian tidur dan pakaian kerja.
6. Menyiapkan diri dengan menutup aurat
7. Mensucikan lokasi sholat
8. bersegera dan sengaja menunggu datangnya waktu sholat
9. meratakan shaf dan merapatkannya karena syaithan menyusup antara shaf yang renggang
Apakah dibolehkan memejamkan mata demi membuat sholat lebih khusyu’ ?
Sering sekali muncul pertanyaan apa hukumnya memejamkan mata dalam sholat apalagi dengan memejamkan mata sholat terasa lebih khusyu’? Jawabannya adalah bahwa perbuatan ini tidak sesuai dengan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebab memejamkan mata berarti membuat kita tidak melaksanakan sunnah memandang kearah tempat sujud atau kearah jari-jari seperti yang dijelaskan oleh Imam Ibnul Qayyim bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam doa ketika tasyahhud mengarahkan pandangannya ke jarinya dan pandangannya tidak pernah melewati batas arah tersebut.Kesimpulan ini didapat dari beberapa riwayat berikut:
- Dalam sholat kusufnya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengulurkan tangannya ketika melihat surga untuk mengambil setangkai anggur.
2. Juga ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam melihat neraka melihat perempuan pemilik seekor kucing didalamnya dan juga seorang pemilik tameng (mihjan).
3. Demikian pula hadits beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menolak seekor hewan yang hendak lewat dihadapannya.
4. Demikian pula riwayat beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menolak seorang anak lelaki dan anak perempuan dan bahwa beliau menghalangi diantara dua orang anak perempuan.
5. Hadits beliau sedang sholat dan membalas salam dengan isyarat dan tentunya kearah orang yang dilihatnya.
6. Demikian pula hadits beliau sholat dan melihat syaithan kemudian mencekiknya.
Maka hadits-hadits ini memberikan petunjuk kepada kita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak memejamkan matanya dalam sholat.
Demikianlah beberapa bahasan yang berkaitan dengan cara meraih sholat yang khusyu’ dengan bimbingan dari perbuatan dan petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai contoh yang harus kita ikuti praktek sholatnya.Wallahu a’lam.
BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIEM
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada hamba dan rasulNya yaitu Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya; wa ba’du. Berikut ini merupakan uraian singkat mengenai berbagai kiat untuk menggapai kekhusyu'an dalam shalat yang merupakan roh shalat itu sendiri. Selamat mengikuti...
PERTAMA: MEMELIHARA HAL-HAL YANG DAPAT MENDATANGKAN KEKHUSYU'AN DAN YANG MENGUATKAN NYA
- Bersiap-siap penuh untuk mendirikan shalat. Hal tersebut bisa didapatkan dengan berbagai cara, diantaranya dengan; menirukan adzan, membaca doa yang disyari'atkan pasca adzan, memperbanyak doa antara adzan dan iqamah, menyempurnakan wudhu disertai dzikir dan doanya, mengenakan siwak, memakai pakaian yang bersih, membaca dzikir pergi ke masjid dengan tenang dan tiada tergesa-gesa, menanti imam dan meluruskan shaf serta merapatkannya.
- Tuma'ninah dalam mendirikan shalat. Nabi r selalu bertuma'ninah dalam shalatnya, hingga seluruh tulang beliau kembali pada tempatnya semula.
- Mengingat mati dalam shalat. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah r: "Ingatlah mati dalam shalatmu. Sesungguhnya jika seseorang mengingatnya maka hal itu akan mendorongnya khusyu' dalam shalatnya. Dirikanlah shalat seperti orang yang mengira tidak akan shalat lagi."
- Tadabbur (merenungkan) arti ayat yang terbaca juga bacaan dzikir lainnya. Tadabbur tidak akan didapatkan kecuali dengan mengetahui arti apa yang dibaca. Jika memahami artinya maka akan menghasilkan tetesan air mata. Allah berfirman: "Dan orang-orang yang jika diingatkan dengan ayat-ayat Rabb mereka, tiadalah mereka menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta." (Al-Furqan: 73). Termasuk hal yang memudahkan untuk tadabbur ialah berinteraksi dengan ayat-ayat yang dibacakan. Demikian pula termasuk bentuk interaksi dengan ayat ialah membaca amin setelah surat al-Fatihah, sebab hal ini mengandung pahala yang agung. Rasulullah r berssabda: "Jika imam membaca "amin", maka ucapkanlah amin. Karena sesungguhnya siapa saja yang ucapan "amin"nya bertepatan dengan "amin" malaikat maka diampunkan dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari). Juga berinteraksi dengan imam saat dia membaca "Sami'allahu liman hamidah," maka makmum mengucapkan "Rabbana wa lakal hamd."
- Membaca ayat dengan pelan dan sepotong-sepotong. Hal ini akan memudahkan dalam memahaminya. Juga mengikuti sunnah Rasulullah r, karena beliau senantiasa membaca ayat dengan amat jelas huruf demi huruf.
- Membaca Al-Qur'an dengan tartil dan memperbaiki suaranya. Allah berfirman: "dan bacalah Al-Qur'an itu dengan tartil." (Al-Muzzammil: 4). Juga karena hadits: "Hiasilah Al-Qur'an dengan suaramu, karena suara bagus itu akan menambahkan keindahan bagi Al-Qur'an." (HR. Hakim)
- Hendaknya meyakini bahwa Allah mengabulkan permintaannya dalam shalat tersebut. Nabi r bersabda: "Allah berfirman: "AKu bagi shalat itu untukKu dan untuk hambaKu. Bagi hambaku apa yang dia minta," jika dia mengatakan: "Al-hamdu lillaahi rabbil 'aalamiin," Allah berfirman: "HambaKu memujiKu." Jika dia mengucapkan: "Ar-Rahmaanir Rahiim," Allah berfirman: "HambaKu menyanjung Diriku." Jika dia berkata: "Maaliki yaumiddiin," maka Allah berfirman: "HambaKu mengagungkanKu." Bila dia mengucapkan: "Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin," maka Allah berfirman: "Ini adalah antara Diriku dan hambaKu dan baginya apa saja yang dia minta." Jika dia melafadzkan: "Ihdinas shiraathal mustaqiim," maka Allah berfirman: "Ini khusus buat hambaKu dan baginya apa saja yang dia minta."
- Mendirikan shalat sambil mendekat kepada sutrah (pembatas shalat). Termasuk salah satu yang bias menolong untuk mengais kekhusyu'an adalah memperhatikan sutrah. Karena dalam mendekatkan diri kepadanya saat shalat terkandung berbagai faedah, diantaranya; menahan pandangan dari aapa yang ada dibelakang sutrah, menghalangi orang yang akan meleeatinya, mencegah setan melewatinya untuk merusak shalatnya. Nabi r bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian sedang mendirikan shalat menghadap ke sutrah maka sebaiknya ia mendekat daripadanya hingga setan tak dapat memotong shalatnya." (HR. Abu Daud)
- Meletakkan tangan kanan di atas dada. Rasulullah r jika berdiri dalam shalat, maka beliau meletakkan tangan kanannya di atas tangan kiri dan beliau meletakkannya di atas dada. Hikmahnya ialah; hal ini termasuk cara orang hina yang meminta dan merupakan penahan dari tindakan main-main serta sangat menolong untuk mendapatkan kekhusyu'an.
- Melihat ke tempat sujud. Hal itu berdasarkan hadits riwayat A'isyah, "Dulu Rasulullah r jika shalat beliau menundukkan kepalanya dan melemparkan pandangannya ke tanah. Sedangkan bila duduk tasyahhud, maka beliau melihat ke jari telunjuknya yang beliau gerak-gerakkan."
- Menggerakkan jari telunjuk. Dalam hal ini, Nabi r bersabda: "Menggerakkan telunjuk jari itu lebih menyakitkan bagi setan daripada ia tertimpa besi." (HR. Imam Ahmad). Memberi isyarat dengan telunjuk mengingatkan hamba kepada wahdaniyyatillah (ke-EsaanNya) dan rasa ikhlas dalam segala ibadah. Hal ini merupakan hal yang paling dibenci setan, semoga Allah melindungi kita dari godaan dan tipu dayanya.
- Mengganti-ganti bacaan ayat dan dzikir dalam shalat. Hal ini membawa orang yang mengerjakan shalat kepada perasaan arti baru dan kandungan ayat dan dzikir yang beraneka ragam. Mengganti-ganti bacaan termasuk sunnah dan lebih menyempurnakan kadar kekhusyu'an.
- Hendaknya melakukkan sujud tilawah saat mendapati ayat sajdah. Allah berfirman: "Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'." (Al-Isra': 109) Juga: "Jika dibacakan ayat-ayat Allah yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka segera menyungkurkan diri dan bersujud." (Maryam: 58). Nabi r bersabda: "Jika anak Adam membaca ayat sajdah lalu dia bersujud, maka setan meninggalkannya sambil menangis dan mengucapkan: Sungguh celaka diriku, anak Adam disuruh sujud lalu melakukannya maka dia mendapatkan surga sedangkan saya disuruh sujud tapi saya membangkang maka saya mendapatkan neraka." (HR. Musim)
- Berlindung diri kepda Allah dari setan. Setan ialah musuh besar kita. Termasuk bukti nyata permusuhannya adalah membisikkan kepada orang yang sedang shalat agar hilang kekhusyu'annya dan menodai shalatnya. Setan berfungsi sebagai penyamun jalanan bagi hamba ynag ingin pergi menuju kepada Rabbnya. Maka dari itu, hendaknya seorang hamba itu bersikap teguh dan sabar serta banyak berdzikir dan shalat, sebab kondisi seperti ini bisa mengusir tipu daya setan. Allah berfirman: "Sesungguhnya tipu daya setan itu adalah amat lemah." (An-Nisa': 76)
- Memikirkan dan mencontoh para salaf dalam melaksanakan shalat mereka. Ali bin Abu Thalib, jika kedatangan waktu shalat maka bergetar wajahnya. Saat ditanya: Kenapa anda? Beliau menjawab: Sungguh telah datang waktu amanah yang telah ditawarkan kepada langit, bumi dan gunung maka mereka menolak dan merasa tidak mampu lalu kita yang mengembannya. Sedangkan Sa'id at-Tanukhi, jika sedang shalat maka air matanya mengalir tiada henti hingga membasahi jenggotnya.
- Memahami keistimewaan khusyu' dalam shalat. Diantaranya ialah hadits: "Tiada seorang muslim-pun yang saat kedatangan waktu shalat lalu dia menyempurnakan wudhunya, khusyu' dan ruku'nya kecuali hal itu menjadi pelebur dosa yang telah dia lakukan selama dia tidak melakukan dosa besar. Dan yang demikian itu adalah setahun penuh." (HR. Muslim)
- Bersungguh-sungguh dalam berdoa, utamanya saat sujud. Allah berfirman: "Berdoalah kalian kepada Rabb kalian dengan berendah diri dan suara yang lembut." (Al-A'raf: 55) Nabi r bersabda: "Sungguh jarak antara seorang hamba dengan Rabbnya yang paling dekat ialah saat ia bersujud, maka perbanyaklah doa di dalamnya." (HR. Muslim)
- Membaca dzikir-dzikir yang masyru' setelah shalat. Karena bisa menolong untuk meneguhkan pengaruh khusyu' dalam hati dan menguatkan barakah shalat yang telah dihasilkan.
KEDUA: MENGENYAHKAN SEGALA HAL YANG BISA MEMALINGKAN KHUSYU' DAN MENGOTORI KEMURNIANNYA.
- Menghilangkan tempat yang dapat menggoda orang yang sedang shalat. Dari Anas, ia berkata: Dulu A'isyah memiliki qiram (satir tipis berwarna dan berhias) yang menutupi rumah bagian samping, maka Nabi r bersabda kepadanya: "Enyahkanlah qiram milikmu ini, karena lukisannya selalu terbayang dalam shalatku." (HR. Bukhari)
- Hendaknya tidak shalat dengan mengenakan pakaian yang berhias, bergambar atau ada tulisannya yang dapat memalingkan kekhusyu'an orang yang shalat. Dari A'isyah, ia berkata: Nabi r pernah mendirikan shalat dengan pakaian yang bergaris-garis, lalu beliau melihatnya. Saat selesai shalat beliau bersabda: "Berikanlah pakaian khamisah ini kepada Abu Jahm bin Hudzaifah dan ambilkan untukku anbijaniyah (pakaian tanpa garis melintang dan vertical), karena pakaian khamisah tadi telah memalingkan diriku saat shalat." (HR. Muslim)
- Jangan lakukan shalat di hadapan (di samping) hidangan yang menggiurkan. Nabi r bersabda: "Tidak boleh shalat di hadapan makanan yang telah terhidangkan." (HR. Muslim)
- Jangan shalat dalam kondisi kebelet. Tiada syak lagi bahwa penyebab hilangnya khusyu' adalah kebelet menahan kencing atau berak. Maka dari itu, Rasulullah r melarang seseorang mendirikan shalat dalam kondisi demikian. Beliau menegaskan: "Tidak boleh shalat, seseorang yang berada di hadapan makanan dan juga orang yang sedang menahan kencing dan berak." (HR. Muslim). Termasuk dalam kategori masalah ini adalah menahan kentut.
- Jangan shalat dalam kondisi menahan kantuk berat. Nabi r bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian mengantuk, maka sebaiknya ia tidurkan hingga ia paham bacaan yang diucapkannya." (HR. Bukhari)
- Jangan shalat dibelakang orang sedang tidur atau sedang mengobrol. Karena Nabi r melarang hal tersebut dengan ucapannya: "Janganlah kalian shalat di belakang orang yang sedang tidur dan juga orang yang sedang mengobrol." (HR. Abu Daud). Yang demikian ini, karena orang yang sedang mengobrol dapat memalingkan dan menyibukkan orang yang sedang shalat dari bacaan shalatnya. Sedangkan orang yang tidur terkadang dapat menghilangkan kekhusyu'an dengan tindakan di bawah sadarnya, wallaahu a'lam.
- Jangan menyibukkan diri dengan meratakan kerikil dan atau merapikan sajadah. Dari Mu'aiqib ia telah melihat Rasulullah r mengatakan kepada seseorang yang meratakan pasir saat sujud: "Jika kamu terpaksa melakukannya maka lakukan sekali saja." (HR. Bukhari)
- Sebab dilarangnya tindakan ini ialah untuk memelihara kekhusyu'an dan terhindar dari banyak gerakan sia-sia dalam shalat. Hal yang lebih afdhal, jika tempat sujud seseorang memang harus dirapikan hendaknya dilakukan sebelum shalat.
- Tidak mengganggu orang lain dengan bacaan kerasnya. Nabi r bersabda: "Ketahuilah, bahwa masing-masing kalian adalah sedang bermunajat kepada Rabbnya. Maka dari itu, janganlah saling menyakiti dan saling mengeraskan bacaan di atas yang lainya." Dalam riwayat lain: "Dalam shalat." (HR. Abu Daud)
- Janganlah memalingkan badan dalam shalat. Dari Abu Dzarr ia berkat, Nabi r bersabda: "Allah senantiasa menerima hambaNya yang sedang shalat selama ia tidak berpaling. Jika ia berpaling maka Allah tinggalkan orang tersebut." Dalam kesempatan lain, beliau pernah ditanya mengenai tindakan berpaling dalam shalat, maka beliau menjawab: "Sebuah pencopetan yang dilakukan setan terhadap shalat seorang hamba." (HR. Bukhari)
- Tidak mengangkat pandangan ke langit. Nabi r bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian sedang shalat, maka janganlah mengangkat pandangan matanya ke langit (ke atas)." (HR. Imam Ahmad). Dalam hadits lain, larangan tersebut lebih keras, saat beliau bersabda: "Sungguh mereka tidak melakukan tindakan tersebut atau dicabut pandangan (mata) mereka." (HR. Bukhari)
- Jangan meludah di depannya saat mendirikan shalat. Karena hal itu, termasuk hal yang menghilangkan kekhusyu'an dan menafikan kesopanan di hadapan Allah. Nabi r bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian sedang shalat maka janganlah meludah pada arah depannya karena Allah ada di arah tersebut jika seseorang sedang shalat." (HR. Bukhari)
- Upayakan dengan sekuat tenaga untuk tidak menguap dalam shalat. Nabi r bersabda: "Jika salah seorang diantara kalian menguap saat shalat, maka hendaknya ia tahan semampunya karena setan akan masuk ke dalamnya." (HR. Muslim)
- Tidak melakukan ikhtishar (bertolak pinggang) saat shalat. Dari Abu Hurairah, ia berkata: Nabi r melarang ikhtishar dalam shalat."
- Tidak melakukan as-sadlu yaitu memanjangkan pakaian bagian bawahnya hingga menyentuh tanah. Berdasarkan hadits: "Rasulullah r telah melarang tindakan as-sadlu dalam shalat dan melarang seseorang menutupi mulutnya." (HR. Abu Daud)
- Tidak menyerupai tingkah laku binatang. Sungguh Rasulullah r telah melarang 3 perkara dalam shalat; yaitu menyerupai burung gagak mematuk, binatang buas menerkam dan melarang seseorang yang selalu menempati suatu tempat tertentu (untuk shalatnya) seperti halnya yang dilakukan unta.
Demikianlah, mudah-mudahan artikel ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua. Dan pada akhirnya, segala puji hanyalah milik Allah semata serta shalawat dan salam semoga dilimpahkan ke haribaan Nabi kita Muhammad, segenap keluarga dan sahabatnya, Amien. (Abu Nabiel AM. Afandi)
Judul Buku : 33 Kiat Khusyu Dalam Shalat
Penulis : Muhammad Shaleh Al-Munajjid
Isi : 160 halaman
Ukuran : 12 x 17 cm
Baca juga
Nasihat tentang Kematian
Pemuda adalah generasi harapan bangsa.
4 Kunci Keberkahan dan Kebahagiaan Hidup
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Penyelenggaran Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19
Smart Edu : Bisnis Dunia Pendidikan Dan Solusi Anak Cerdas