Nasihat tentang Kematian
23 September 2020Nasihat tentang Kematian
Sobat Bukuilmu, Khalifah Umar bin Abdul Aziz Rahimahullah pada suatu hari menasihati para sahabatnya: “Jika kalian melewati kuburan, panggillah mereka, jika engkau bisa memanggil. Lihatlah, betapa sempitnya tempat tinggal mereka. Tanyakanlah kepada orang-orang kaya dari mereka, masih tersisakah kekayaan mereka? Tanyakan pula kepada orang-orang miskin di antara mereka, masih tersisakah kemiskinan mereka? Tanyakanlah tentang lisan-lisan yang dengannya mereka berbicara, tentang sepasang mata yang dengannya mereka melihat. Tanyakan pula tentang kulit dan tubuh mereka, apa yang diperbuat oleh ulat-ulat di balik kafan-kafan mereka?
Hadirin..
Kehidupan seseorang di dunia ini dimulai dengan dilahirkan-nya ia dari rahim ibunya. Kemudian setelah itu ia hidup beberapa saat di dunia ini, dan pada akhirnya ia akan menemui sebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari, sebuah kepastian yang ia tidak bisa lari dari padanya yaitu sebuah kematian yang akan menjemputnya.
Betapa banyak orang sebelum kita yang pernah hidup di dunia ini, milyar an orang pernah merasakan hidup seperti kita di muka bumi ini, baik ia seorang raja, seorang rakyat jelata, presiden, menteri, jendral, ataupun orang biasa, baik ia seorang yang kaya raya ataupun orang miskin yang tidak punya apa2, baik ia seorang direktur, manejer, supervisor atau pun karyawan biasa, mereka semua telah mati meninggal kita mempertanggung jawabkan semua perbuatan mereka di muka bumi ini.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, artinya,
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian dan sesungguhnya pada hari kiamatlah akan disempurnakan pahalamu, barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung dan kehidupan dunia hanyalah kehidupan yang memperdayakan.” (QS. Ali-Imran: 185)
https://bukuilmu.com/alam-kubur-penghuninya-pustaka-azzam-imam-ibnu-rajab.html?o=terbaru
Hadirin Jamaah Juamat Rahimakumullah
Sekarang giliran kita, apakah kita ingin hidup di dunia ini dengan kehidupan yang mulia, sebagai hamba-hamba Allah yang taat, menjalani kehidupan dalam rangka ketaatan kepada Allah Swt, mencari nafkah karena Allah, berkeluarga karena Allah, bermasyarakat karena Allah, beribadah karena Allah, dan melakukan segala aktifitas karena Allah sehingga bernilai ibadah di sisi Allah.
Ataukah kita ingin menjalani kehidupan ini dengan kehidupan yang hina dina, hidup seperti binatang, menjalani kehidupan dalam rangka memenuhi hawa nafsu syahwat semata? Mencari nafkah dalam rangka memenuhi nafsu syahwat, berkeluarga untuk memenuhi nafsu syahwat, bergaul untuk memuaskan nafsu syahwat, melakukan segala aktifitas karena dasar syahwat, syahwat mulut, perut, mata ,kemaluan, dan syahwat2 duniawi lainnya?
Hadirin
Cukuplah kematian menjadi nasihat, cukuplah kematian menjadikan kita sadar bahwa kita hidup di dunia ini hanya sementara, tidak lama lagi kita pasti akan dipanggil oleh Allah untuk mempertanggung jawabkan apa2 yang pernah kita perbuat di muka bumi ini sebagaimana telah dialami oleh milyaran orang sebelum kita, kematian yang memutuskan segala angan-angan, kematian yang memutuskan segala cita-cita, penghalang segala kenikmatan dan penghancur segala harapan duniawi.
Rasulullah telah bersabda:
لَوْتَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيْلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيْرًا.
“Andai saja kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (Mutafaq ‘Alaih)
Seandainya kita tahu yang diketahui oleh Rasulullah Saw ketahui tentang kematian, alam kubur dan dahsyatnya hari pembalasan, niscaya kita akan sedikit tertawa dan banyak menangis atas kelalaian kita terhadap waktu yang telah kita lewat dengan sia2.
Hadirin...
Sesungguhnya mengingat kematian adalah kebiasaan dari salafush shaleh. Mereka adalah orang-orang yang banyak mengingat alam kubur. Mereka adalah orang-orang yang menjauhkan diri dari kemaksiatan karena takut kepada kematian.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang hasan, dari Hani’ hamba sahaya Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Apabila Utsman bin Affan lewat di pemakaman, maka ia menangis. Air matanya pun membasahi janggutnya. Kemudian ada yang berkata kepadanya, ‘Jika mengingat surga dan neraka engkau tidak menangis. Namun engkau menangis karena kuburan’. Beliau menjawab, ‘Sesungguhnya Rasulullah ﷺ bersabda,
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ
“Sesungguhnya alam kubur adalah gerbang kehidupan akhirat. Apabila seseorang sukses pada fase ini, maka fase setelahnya lebih mudah. Namun jika ia gagal di alam kubur, maka yang setelahnya lebih menakutkan lagi.”
Kemudian Utsman melanjutkan, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ
‘Tidak pernah aku melihat pemandangan yang amat mengerikan, kecuali siksa kubur lebih mengerikan dari hal itu’.” (HR. Ibnu Majah).
Semoga nasihat tentang kematian ini menjadikan kita sadar bahwa kita hidup di dunia hanya sementara, ada kehidupan lain yang menanti kita, untuk mempertanggung jawabkan waktu yang kita habiskan di dunia ini, jangan sampai kesibukan kita bekerja, kesibukan kita mencari nafkah, kesibukan kita mengejar kenikmatan dunia, menjadikan kita lupa untuk beribadah kepda Allah Swt, menjadikan kita lupa untuk bertaubat atas dosa-dosa yang pernah kita lakukan, menjadikan kita lupa kepada Allah yang telah memberikan kehidupan kepada kita, karena kematian tidak pernah bertanya kepada kita apakah kita sudah siap atau kah belum untuk mempertanggung jawabkan kehidupan kita di muka bumi ini.
وَاْلأَخِرَةُ خَيْرٌوَأَبْقَى
“Dan kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la: 17).
https://bukuilmu.com/al-wa-dul-haq-perjalanan-terakhir-anda-yang-pasti-terjadi-maghfirah-pustaka-diskon-30.html?o=terbaru
Baca juga
Pemuda adalah generasi harapan bangsa.
4 Kunci Keberkahan dan Kebahagiaan Hidup
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Penyelenggaran Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19
Smart Edu : Bisnis Dunia Pendidikan Dan Solusi Anak Cerdas
Semangat Ibadah di 10 hari terakhir Ramadan