Pelajaran Berharga dari Sejarah Hijrah
1 Oktober 2016Pelajaran Berharga dari Sejarah Hijrah
Oleh H. Zulhamdi M. Saad, Lc
الحَمدُ للهِ رَبِّ العَالَمينَ، سَهَّل لِهجْرةِ رَسولِهِ صلى الله عليه وسلم المَسالِكَ، وجَعلَها نوراً أَضاءَ الأَمصارَ والمَمالِكَ، أَحمَدُهُ تَعالَى بِما هوَ لهُ أَهلٌ مِنَ الحَمدِ وأُثنِي عَليهِ، وأُومِنُ بِهِ وأَتَوكَّلُ عَليهِ، مَنْ يَهدِهِ اللهُ فَلاَ مُضلَّ لَهُ، ومَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَاديَ لَهُ، ونَشهدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ، ونَشهَدُ أَنَّ سيِّدَنا مُحمّداً عَبدُهُ ورَسولُهُ، خَيْرُ مَنْ هَاجَرَ إِلَى رَبِّهِ وامتَثل، ودَعا إِلَى هَجْرِ المَعاصِي والآثامِ مَا ظَهَرَ مِنها ومَا بَطَنَ، صلى الله عليه وسلم وعَلَى آلهِ البَررَةِ الأَطهارِ، وعَلَى كُلِّ مَنِ اهتَدَى بِهَديِهِ مِنَ المؤمِنينَ الأَخيارِ أَمّا بَعدُ، فَيا عِبادَ اللهِ : اتَّقُوا اللهَ تَعَالى حَقّ تَقْاتِهِ وَلاَ تمَوُتًنّ إِلّا وَ أَنْتُمْ مُسْلِمًوْنَ
Kaum Muslimin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliahkan Allah
Pada kesempatan khutbah jumat ini, khatib berwasiat, marilah kita terus berupaya seoptimal mungkin untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Selalu berupaya sebaik mungkin beribadah, menjalankan kewajiban yang telah Allah perintahkan kepada kita, serta meninggalkan larangan-larangan-Nya, semoga itulah ang menjadi bekal utama kita kelak ketika menghadap Allah.
Kaum muslimin jamaah sholat jumat yang berbahagia
Sejarah adalah bagian dari kehidupan bangsa-bangsa, dan cahaya yang memandu manusia dalam perjalanan mereka pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Membaca peristiwa masa lalu ialah mengungkap faktor-faktor keberhasilan, kemajuan sebuah negeri ataupun kemundurannya. Penemuan tradisi-tradisi sejarah dan hukum-hukum, peristiwa yang terjadi di dalamnya membuat manusia menyadari jalan yang dilaluinya dan tujuannya pada hari esok yang telah menanti. Maka begitulah ayat-ayat Al-Quran menceritakan sejarah-sejarah nabi-nabi dan umat-umat terdahulu secara panjang dan berulang-ulang. Dijelaskan cerita mereka, posisi mereka, keimanan dan kekufuran mereka, kehebatan mereka, kemenangan, kesombongan bahkan kemunduran dan kehancuran mereka secara gamblang oleh Al-Quran. Semua kisah sejarah itu bukanlah tanpa tujuan. Allah menjelaskan dalam firman-Nya:
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأُولِي الأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثاً يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدىً وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (QS. Yusuf: 111)
فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” ( QS. Al-A’rof:176)
Hadirin Jamaah Sholat Jumat yang dimuliakan Allah.
Ketika kita melalui kembali tahun baru hijrah, marilah kita berhenti sejenak untuk merenungi dan mengambil pelajaran dari perjalanan hijrah dalam realitas kehidupan kita saat ini. Hijrah bukanlah suatu peristiwa biasa, tetapi memiliki dampak yang mendalam bagi perjalanan sejarah. Hijrah juga mempunyai arti besar, dan pelajaran mendalam bagi sejarah islam. Peristiwa Hijrah yang datang dan diperingati pada setiap tahun, adalah bukan sekedar seremonial belaka, namun lebih dari itu, datangnya tahun baru hijrah ini untuk memperbaharui kembali komitmen keislaman kita dan selanjutnya memperbaharui hidup kita. Maka dengan demikian menjadi baiklah kehidupan ini dari hari kemarin, bertambah juga semangat untuk melakukan kebaikan demi kebaikan pada tahun ini.
Allah berfirman:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا
“Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur”. (Al-Furqon: 62)
Peristiwa sejarah yang penting dalam sejarah islam kembali datang pada tahun ini yaitu peristiwa Perjalanan Hijrah Rosulullah saw dari bersama dengan sehabat beliau Abu Bakar Ash-Shidiq ra. Yang sebelumnya telah didahului oleh para sahabat yang melakukan hijrah meninggalkan kota Mekah menujuh kota Madinah Al-Munawwaroh.
Perjuangan dakwah Rosulullah dalam mengajarkan Tauhid, untuk mengenal Allah swt. kemudian menyembah-Nya dengan penuh kecintaan dan ketaatan atas dasar Iman, berbuah penolakan, pembangkangan, bahkan ancaman pembunuhan bagi para sahabat dan diri beliau, sehingga mengharuskan kaum mukminin dan beliau untuk melakukan hijrah.
Hadirin sidang sholat jumat yang berbahagia
Ummul Mukminin Aisyah ra. meriwayatkan: “Saat permusuhan dan penyiksaan terhadap kaum muslimin bertambah berat. Mereka datang dan mengadu kepada Rasulullah saw. meminta izin berhijrah. Pengaduan itu dijawab oleh Rasulullah saw. dengan sabdanya “Sesungguhnya aku pun telah diberi tahu bahwa tempat hijrah kalian adalah Yatsrib. Barangsiapa yg ingin keluar hijrah maka hendaklah ia keluar menuju Yatsrib.”
Para sahabat kemudian berhijrah dengan sembunyi-sembunyi menuju kota Madinah, kecuali Umar bin al-Khattab ra yang berhijrah dengan terang-terangan. Umar keluar dari rumahnya, lalu naik ke atas bukit sambil berseru lantang: “Barangsiapa ingin ibunya kehilangan anaknya, atau istrinya menjadi janda, atau anaknya menjadi yatim piatu, maka silahkan menghadangku di balik lembah ini.” Maka tak ada satu kaum musyrik Makkah yang berani keluar menghadang beliau. Rosulullah dan Abu bakar kemudian menyusul ke Madinah setelah semua kaum muslimin berangkat berhijrah dengan penuh perjuangan dan perencanaan yang tepat.
Hadirin yang berbahagia
Mengapa peristiwa ini begitu penting untuk kembali kita kaji dan peringati? Sesungguhnya setiap peristiwa sejarah yang dilalui dan dialami Rosulullah mempunyai pelajaran bagi umat islam yang mencintainya.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahazab:21)
Di antara beberapa pelajaran dari peristiwa hijrah adalah:
Pertama, Hijrah mengajarkan kaum muslimin untuk mempertahankan tauhid dan keimanan mereka dengan mengorbankan apa yang mereka miliki.
Pelajaran yang paling berharga dari kisah Hijrah Rasulullah saw dan para sahabatnya adalah betapa mereka sangat kuat dalam mempertahankan keimanan mereka. Apapun mereka lakukan asalkan keimanan bisa dijaga. Di dalam kisah hijrah kita mendapati banyak contoh bahwa para sahabat rela mengorbankan apa saja demi mempertahankan keimanan mereka.
Orang-orang musyrik Makkah melarang mereka untuk membawa harta benda mereka, dengan mengatakan: “Silahkan anda pergi meninggalkan Mekah, namun jangan pernah membawa hartamu”.
Tentu para sahabat ra, memahami keutamaan menjadi orang beriman dan mempertahankan keimanan mereka. Mereka faham bahwa dengan berbekal keimanan, maka Allah swt akan bersama mereka. Oleh karenanya, untuk kebahagiaan itu mereka rela meninggalkan harta benda yang mereka miliki demi berangkat hijrah dengan bekal seadanya, dan menebus dengan apa saja yang mereka miliki.
Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ
“orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (QS. Attaubah: 20)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ آوَوْا وَنَصَرُوا أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (74) وَالَّذِينَ آمَنُوا مِنْ بَعْدُ وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا مَعَكُمْ فَأُولَئِكَ مِنْكُمْ وَأُولُو الأرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (75)
Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Anfal: 74-75)
Di dalam kisah hijrah, kita mendapatkan bahwa Abubakar ra mengorbankan semua hartanya, bahkan mengerahkan semua potensi yang dimilikinya,bahkan keluarga dan anak-anaknya ikut serta dalam membantunya untuk menyukseskan hijrah tersebut. Tentu hal ini tidak bisa dinilai, melainkan dengan kacamata Iman.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah
Peristiwa itu mengajarkan kepada kita kaum muslimin bahwa iman adalah lebih mahal dan berharga dari apapun. Suatu yang mahal ini harus selalu dijaga dan ditingkatkan kualitas ketaqwaannya, karena inilah yang dapat dibawa untuk menghadap Allah kelak.
Jika peristiwa hijrah ini, kita tangkap sebagai sebuah pelajaran lain, yakni pelajaran dalam membangun sebuah masyarakat dan negara, maka perjuangan itu harus selalu ditempuh dan dibarengi dengan pengorbanan yang berat. Maka perjuangan seperti itulah yang kemudian dapat melahirkan keberhasilan. Bangsa Indonesia, kini sedang berjuang, ingin menjadi bangsa yang maju, adil dan sejahtera setelah lebih dari 60 tahun merdeka. Perjuangan itu, sejak lama dilakukan. Fase pertama, merebut kemerdekaan dari penjajah. Perjuangan itu telah berhasil, dan pada tahun 1945 Indonesia merdeka. Kemerdekaan itu diraih atas perjuangan yang sangat keras, dengan mengorbankan apa saja, bahkan banyak para pahlawan telah mengorbankan nyawa mereka.
Selanjutnya perjuangan dilanjutkan pada fase kedua, yakni dalam mengisi kemerdekaan, sekalipun sudah melewati waktu yang panjang, bahkan lebih dari 60 tahun, masih belum terlalu tampak kemakmuran dan rasa keadilan yang merata dan memuaskan bagi seluruh rakyat. Keadilan belum dapat dimiliki oleh rakyat kecil. Hukum masih menjadi milik orang-orang yang dapat membelinya.
Hadirin yang berbahagia
Pelajaran kedua, Hijrah membangun masyarakat yang penuh peradaban.
Ketika Rasulullah saw tiba di Madinah, pertama kali yang dilakukannya adalah membangun masjid. Masjid dijadikan sebagai pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan sumberdaya manusia. Sehingga melahirkan manusia-manusia yang luar biasa, berakhlaq mulia, manusia berilmu dan dekat dengan penciptanya.
Tidak cukup sampai di situ, setelah membangun masjid, Rasulullah saw kemudian mempersaudarakan antara kaum Anshar dengan kaum Muhajirin Sehingga tebangun ukhuwwah Islamiyah, melahirkan komunitas yang solid dan persaudaraan yang kokoh dalam bimbingan Rasulullah. Rosulullah juga membangun pasar untuk kaum muslimin, karena saat itu pasar di madinah masih dikuasai oleh orang-orang yahudi yang dapat menentukan harga sesuai dengan keinginan mereka. Maka dibawah pemerintahan Rosulullah masyarakat madinah dapat hidup makmur saat itu.
Hadirin yang berbahagia
Kemakmuran suatu negeri adalah dapat terwujud jika penduduk suatu negeri tersebut beriman dan melaksanakan perintah Allah dengan sebenar-benarnya. Maka sebaliknya, jika suatu negeri banyak terdapat kesyirikan, orang-orang masih percaya dengan barang keramat, perdukunan, ramalan dan apapun sejenisnya, belum lagi perjudian selalu menjadi bahan pencarian, perzinahan meraja lela, maka bagaimana mungkin rahmat Allah akan turun. Bahkan sebaliknya musibah demi musibah akan tetap melanda negeri itu.
Allah berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’rof: 96)
Jamaah sholat jumat yang dimuliakan Allah
Pelajaran ketiga, Perjalanan hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah merupakan momentum awal untuk kemenangan Islam dari masyarakat Jahiliyah. Melalui proses hijrah Nabi Muhammad melakukan konsolidasi untuk membangun masyarakat Islam, yang berkeadilan. Islam hadir untuk memberikan rasa keadilan pada manusia.
Maka jika masyarakat menginginkan keadilan sesungguhnya, maka satu-satu solusi adalah menerapkan konsep keadilan islam. Namun yang terjadi jika disebutkan syariat islam, hukum islam masyarakat sudah menjadi takut dan apriori, yang menganggap hukum islam hanyalah potong tangan. Maka sangat wajar jika para koruptor tetap melakukukan aksinya mengeruk uang rakyat dan merugikan negara.
Maka syariah hijrah sama persis dengan syariah-syariah Allah lainnya, yaitu tetap berlaku sepanjang zaman. Selama masih ada denyut kehidupan manusia, selama itu pula syariat hijrah harus ada. Hal ini mengandung makna bahwa untuk memperbaiki kualitas hidup manusia, yaitu muslim yang hakiki. Karena tuntutan hijrah adalah transformasi nilai dan reformasi segala aspek kehidupan dan penghidupan manusia ke arah yang lebih baik dan berkualitas.
الذِينَ آمَنُوا وهاجَرُوا وجاهَدوا فى سَبيلِ اللـهِ بأمْوالِهِم وأنفُسِـهِم أعْظَمُ درجةً عِند اللـهِ، وأولئـِك هُم الفائِزون يُبَشِّـرُهم ربُّهم برحمةٍ مِنه ورِضوانٍ وجنّاتٍ لَهم فيها نعيمٌ مقيمٌ خالدين فيها أبدا، إِنّ اللـهَ عندَه أجرٌ عظيمٌ
Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjuang di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridlaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
Semoga mengawali tahun 1431 H ini, kita dapat merancang hari-hari kita ke depan lebih baik lagi. Tak pernah khawatir mengorbankan apa yang kita miliki untuk Allah, membela agamanya dan meledani generasi awal dalam perjuangan mereka bersama Rosulullah saw. Menjalankan syariat Allah dengan penuh ketaatan. Amiin ya rabbal alamin.
أقولُ قولِى هـذا وأستَـغـْفـِر اللـهَ العظيم لى ولكم ولسـائر المؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات فاستغـفِـرُوه، إنـّه هـو الغـفُـور الرحيم.
Baca juga
Nasihat tentang Kematian
Pemuda adalah generasi harapan bangsa.
4 Kunci Keberkahan dan Kebahagiaan Hidup
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Penyelenggaran Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19
Smart Edu : Bisnis Dunia Pendidikan Dan Solusi Anak Cerdas